A. Koneksi
Antar Materi
Ki Hadjar Dewantara (KHD) merupakan pioner
dan pelopor terbentuknya sistem
pendidikan di Indonesia. Keberadaannya
dikenal ketika mendirikan Perguruan Taman Siswa. Dengan mendirikan perguruan
tersebut ia bercita-cita agar bangsa Indonesia merdeka lahir batin. Menurut
KHD, pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Pengajaran (onderwijs) merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu atau
berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan
pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak
agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan baik sebagai seorang manusia
maupun sebagai anggota masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk
menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan adalah salah satu
hal utama yang diperlukan untuk dapat mencapainya.
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dipaparkan sebagai berikut:
1)
Pendidikan (opvoeding) adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam
masyarakat. Pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan
untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun
hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya.
2)
Terdapat tiga dasar dalam pendidikan
yaitu menuntun, kodrat alam dan kodrat
zaman serta “menghamba” kepada anak.
Dalam mendidik anak, pendidik dapat diibaratkan sebagai seorang petani yang
sedang menama padi di sebuah lahan. Padi
tersebut tidak dapat berubah menjadi jagung atau tanaman lain. Bibit padi tetap
akan tumbuh menjadi padi, tidak ada seorang pun yang dapat merubah kodrat
alamnya. Agar padi tersebut dapat tumbuh dengan baik hal yang dapat dilakukan
seorang petani adalah mempersiapkan lahan dengan baik, memberi pupuk dan
pengairan yang baik serta menjaganya dari ancaman hama dan burung.
Maknanya :
·
Seorang pendidik berperan
dalam menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak sehingga anak dapat
mencapai titik keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya. Dalam hal
ini menuntun bukan pada kodrat dasarnya tapi menuntun untuk memperbaiki tingkah
lakunya.
·
Seorang anak
hendaknya didik sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya. Kodrat alam
adalah lingkungan alam tempat peserta didik berada baik itu kultur budaya
maupun kondisi alam geografisnya. Sedangkan kodrat zaman adalah perubahan dari
waktu ke waktu.
·
Dalam mendidik
anak, seorang pendidik haruslah “Menghamba pada anak" artinya anak didik
haruslah menjadi pusat dalam pembelajaran. Menghamba ini bukan berarti dapat
diperlakukan semena-mena, tapi pendidikan harus berorientsi pada kebutuhan anak
sehingga anak dapat berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya. Seorang
pendidik hendaknya menganggap anak didik selayaknya anak kandungnya sendiri
karena orang tua pasti akan memberikan yang terbaik bagi anaknya dengan tulus
dan ikhlas.
3) Budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan
perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga
menimbulkan tenaga/semangat.Budi pekerti yang dimaksud adalah bahwa pendidikan
bisa memanusikan manusia menuju perbuatan yang baik.
4) Bermain merupakan kodrat anak. Dalam hal ini pendidik
harus memahami bahwa kodrat anak adalah bermain sehingga pembelajaran bisa
diintegrasikan dengan bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain.
5) Trilogi Pendidikan yakni Ing ngarso sung tulodho (di
depan memberi teladan), ing madya mangun karso (di tengah membangun semangat,
kemauan), dan tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan).
Pendidikan tidaklah terbatas "hanya" oleh dinding-dinding
kelas yang selama ini kita lihat. Merdeka
belajar memberikan kebebasan kepada anak untuk berekpresi, berinovasi, berkarya
dan berkolaborasi, tanpa paksaan dan ancaman hukuman. Bila mengacu pada kodrat
zaman saat ini, pendidikan global menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki
Keterampilan Abad 21 dengan melihat kodrat anak Indonesia sesungguhnya.
B. Refleksi
Filosofi KHD
Beberapa hal yang menjadi poin pokok refleksi tersebut,
diantaranya :
1. 1. Apa yang saya
percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari modul
1.1?
Awalnya saya meyakini bahwa anak didik adalah kertas kosong yang harus ditulis dengan ilmu pengetahuan oleh guru. Guru memiliki tugas untuk mentransfer ilmu pengetahuan. Semua hal yang guru ketahui diberikan kepada peserta didik sebagai suatu paket ilmu pengetahuan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Pembelajaran terpusat pada guru. Tujuan pengajaran saya hanya agar materi pelajaran tersampaikan. Saya menganggap semua anak memiliki kemampuan sama tanpa menghiraukan bahwa sebenarnya setiap anak memiliki kemampuan, minat dan bakat yang beda-beda. Sebelumnya saya percaya apabila anak didik belajar dengan serius maka materi pelajaran akan mudah dipahami sehingga suasana belajar di kelas saya terkesan terlalu serius dan terpaku pada pendalaman materi pelajaran semata.
2. 2. Apa yang berubah
dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul ini?
Pemikiran saya berubah setelah mempelajari filosofi pendidikan dari Ki Hadjar Dewantara. Ternyata anak bukanlah kertas kosong tetapi anak dapat diibaratkan sebgaai selembar kertas buram yang sudah terisi. Isinya adalah kodrat alam anak. Tugas kita sebagai guru adalah menuntun dan merawat anak sesuai dengan kodratnya. Pendidikan bukanlah sekedar transfer ilmu pengetahuan, tapi harus dapat membuat anak memahami dunianya dan dapat memanfaatkan pemahaman tersebut untuk kebahagiaan hidupnya. Pembelajaran tidaklah statis, namun dinamis. Perubahan-perubahan disesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Dalam hal ini, pembelajaran harus berorientasi kepada peserta didik sesuai dengan kodrat keadaan namun tetap harus memperhatikan ketercapaian kurikulum nasional. Pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik adalah pembelajaran yang menjadikan peserta didik sebagai pusat pembelajaran. Kegiatan pembelajaran hendaknya tidak dilakukan dengan suasana yang terlalu serius dan terpaku kepada pendalaman materi pelajaran karena seyogyanya kodrat anak adalah bermain, karena itu guru seharusnya membangun suasana belajar yang menyenangkan dan memilih metode pembelajaran serta bentuk penugasan yang dapat meningkatkan kreativitas anak didik.
3. 3. Apa yang bisa
segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD?
a. Saya
akan merefleksi diri dan meningkatkan kompetensi saya sebagai pendidik.
b. Merancang dan melakukan asessmen diagnostik awal untuk
mengetahui profil anak didik.
c. Mendesain
pembelajaran yang sesuai dengan hasil diagnostik awal.
d. Membangun
suasana belajar yang menyenangkan dan pembelajaran yang berpusat pada anak.
e. Membuat
berbagai variasi bentuk penugasan untuk anak didik dan disesuaikan dengan kebutuhan,
minat dan potensi anak didik.
f. Menjalin komunikasi yang baik dengan rekan guru, kepala sekolah, orang tua, dan stakeholder terkait dengan dunia pendidikan untuk pengembangan kualitas pembelajaran yang berpusat pada anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar