Karena urutan orbital agak berbeda di O2 dan F2, yakni orbital 2σg lebih rendah dari 1πu, orbital molekul untuk O2, diilustrasikan di Gambar 2.4. Elektron ke-11 dan 12 akan mengisi orbital 1πg yang terdegenerasi dalam keadaan dasar dan spinnya paralel sesuai aturan Hund dan oleh karena itu oksigen memiliki dua elektron tidak berpasangan
Setiap atom F mempunyai konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p7. Elektron – elektron 1s begitu dekat dengan inti dan begitu rendah energinya, hingga mereka tidak memegang peran yang bermakna dalam pengikatan. Hal ini hampir selalu benar mengenai elektron – elektron kulit dalam. Jadi hanya orbital – orbital 2s dan 2p yang perlu ditinjau.
Bagi atom Fluor, perbedaan energy antara orbital – orbital 2s dan 2p cukup besar hingga interaksi orbital 2s pada satu atom dengan orbital 2pz pada atom lainnya sangat sedikit dan dapat diabaikan dalam pengelolaan pendekatan teori ini. Jadi, hanya interaksi – interaksi 2s – 2s, 2px – 2px, 2py – 2py dan 2pz – 2pz yang perlu dimasukkan, dan diperoleh diagram dalam gambar 2.4.
Dalam gambar 2.4 pasangan – pasangan orbital π dan π*, yang terbentuk oleh pertindihan orbital px dan py, mempunyai energi sama, karena perbedaannya hanya terletak pada orientasinya mengelilingi sumbu antar – inti. Orbital σ yang terendah σ1, hanyalah orbital σs, begitu pula σ2 adalah σs*, σ3 adalah σp, dst. Bagi F2 sekarang ada (7 + 7) elektron = 14 elektron yang menempati OM. Dengan menambahkan dua electron dalam setiap OM, dimulai dengan yang energinya terendah, diperoleh penempatan seperti dalam gambar 2.4.
Dari gambar di atas maka diperoleh konfigurasi menurut orbital molekul adalah sbb:
σ1s2, σ*1s2, σ2s2, σ*2s2, σ2p2, π2p2, π2p2, π*2p2, π*2p2
atau
(σ1s)2, (σ*1s)2, (σ2s)2, (σ*2s)2, (σ2p)2, (π2p)4, (π*2p)4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar